Archive for the ‘Feature’ Tag

Blitz News Kota-kota Penyelenggara Piala Dunia 2006

Blitz News Kota-kota Penyelenggara Piala Dunia 2006*

Frankfurt

1. Frankfurt/ mungkin adalah kota yang paling sering dikunjungi di Jerman// Bukan karena atraksi bagi turis/ tapi lapangan udara mereka adalah lapangan udara internasional utama di Jerman// Bandara Frankfurt merupakan bandar udara paling ramai di Eropa/ dan termasuk sepuluh terbesar di dunia// Selain itu/ sebagian besar kegiatan perbankan Jerman dan Eropa berpusat di Frankfurt// Dari kota inilah/ nadi perekonomian  Eropa berdenyut// Frankfurt am Main merupakan kota metropolitan dengan cerminan kehidupan yang modern// Tak heran bila warganya menjuluki kota ini Mainhattan/ pelesetan dari daerah elit dan sibuk di New York/ Manhattan//  Sekitar 80 gedung pencakar langit/ yang selusin di antaranya setinggi lebih dari 150 meter menjadi ciri khas// Salah satunya Main Tower/ yang tingginya mencapai sekitar 200 meter//  Bank Sentral Eropa juga bermarkas di kota  internasional ini//

2. FIFA WM Stadion Frankfurt/ adalah stadion sepakbola utama Frankfurt// Stadion ini terletak di tengah-tengah hutan// Jika berada di dalam stadion/ para penonton sepakbola cenderung untuk melihat ke udara/ dan berharap mereka berada di dalam salah satu pesawat menuju ke suatu negara yang eksotis// Stadion ini adalah salah satu lokasi yang memang layak/ menjadi tuan rumah Piala Dunia 2006// Lima pertandingan akan digelar di stadion ini/ dimulai dari pertandingan timnas Inggris melawan Paraguay/ 10 Juni mendatang// Sementara itu/ menyambut Piala Dunia / gedung tinggi Frankfurt akan dihiasi dengan lampu/ dekorasi seni/ dan film sepak bola serta diiringi musik// Para penonton dapat menyaksikan gedung pencakar langit/ yang selama 45 menit menjadi tempat pertunjukan multimedia yang spektakuler//Sebanyak 40 proyektor dari sebelas gedung dinyalakan untuk menghasilkan 10.000 meter persegi bidang acara multimedia itu///

3. Pemerintah kota Frankfurt/ menyambut Piala Dunia 2006 dengan dua proyek besar yakni Sky-Arena/ dan Main-Arena// Agar dapat melihat pertunjukan besar itu dengan sempurna/  pengunjung bisa memandang dari sisi selatan Sungai Main// Di bantaran sungai inilah/ fans sepakbola juga akan dimanjakan dengan berbagai kegiatan budaya// Dengan sungai Main sebagai latar belakangnya/ kota yang sepertiga penduduknya orang asing ini/ menawarkan sejumlah museum seperti museum film/ museum arsitektur/ museum Yahudi/ dan museum seni modern// Selain itu/ pemkot Frankfurt memberi tanda-tanda di sepanjang jalan menuju stadion/ agar orang-orang lebih mudah melangkahkan kakinya ke stadion// Di sepanjang rute itu juga/ akan diadakan beberapa acara musik/ Main Arena akan mengundang fans sepak bola untuk secara beramai-ramai menyambangi taman hiburan// Taman hiburan tersebut akan disulap/ menyerupai sebuah stadion sepak bola dengan atmosfer pertandingan///

Dortmund

1. Penduduk Dortmund patut berbangga hati// Stadion sepakbola terbesar di Jerman/ berada di kota ini// Westfalenstadion/ menjadi tempat bergulirnya pesta sepakbola paling bergengsi di dunia// Kandang Borussia Dortmund yang berkapasitas 69.000 tempat duduk ini/ akan menjadi saksi pertandingan pertama babak kualifikasi grup B/ antara Trinidad melawan Swedia// Westfalenstadion mempunyai tribun selatan yang kini menjadi tribun termegah di Eropa/ dikarenakan tata suara canggih/ yang bisa membuat penonton merinding// Pemerintah kota dan Dortmund Tourismus/ sudah mempersiapkan banyak acara dan informasi di sepanjang 2800 meter/ jalur Piala Dunia Hohe-Strasse/ yang berada diantara Friedensplatz dan Stadion// Salah satu informasi yang ditawarkan adalah Museum Piala Dunia/ museum sejarah sepak bola// Di Friedensplatz akan ditempatkan sebuah layar raksasa/ yang akan menayangkan 56 pertandingan/ Para turis dapat menonton bareng gratis/ selama 12 jam setiap harinya///

2. Selain memiliki stadion terbesar di Jerman/ sejak dulu Dortmund mempunyai casino terbesar bahkan di Eropa// Casino Hohensyburg/ yang kini menjadi situs budaya dan pusat perekonomian// Bekas kota pekerja ini/ telah berubah wajah menjadi permata bisnis// / Dortmund juga memiliki Westfalenhalle/ yang merupakan tempat favorit penyelenggaraan pertunjukan musik/ acara olah raga dan pameran// Dan karena bekas kota pekerja ini akan menghadapi gelombang besar turis// Westfalenhalle yang berdekatan dengan stadion/ juga menawarkan “Fan-Camp”/ tenda besar berkapasitas 4000 pengunjung/ dengan tarif 35 Euro/ atau sekitar 400 ribu rupiah/ per malam// Penginapan alternatif ini diadakan untuk mengantisipasi hotel-hotel Dortmund yang akan kewalahan menampung sekitar 250 ribu fans bola turis yang datang// Secara keseluruhan/ pemerintah kota Dortmund mengeluarkan sekitar 210 juta euro/ atau 2, 5 trilyun rupiah untuk biaya perbaikan kota/ demi menyambut piala dunia ///

Hannover

1. Berada di utara Jerman/ kota metropolitan Hannover dikenal sebagai ‘Messestadt’ atau kota penyelenggara pameran// Kota yang terletak di tepi Sungai Leine ini/ dihuni oleh setengah juta jiwa/ termasuk sang kanselir Jerman Gerhard Schröder yang turun akhir tahun lalu// Logat Jerman yang digunakan para warga asli Hannover/ juga disebut-sebut sebagai standar bahasa Jerman yang murni// Transportasi antar kota di Hannover tergolong lancar/ terutama dengan kereta// Berlin  dapat dicapai dalam waktu satu setengah jam/ namun sedikit lebih lama/ bila ingin mencapai Dortmund atau Köln// Menyambut Piala Dunia 2006/ “Chez Heinz”/ tempat hiburan favorit masyarakat Hannover di jalan Liebmanstrasse/ akan menggelar acara nonton bareng dari layar besar// Sedangkan Bar “Coopers” di Raschplatz/ akan menayangkan pertandingan sepak bola/ setiap harinya// Dan ingatkah bahwa kampung halaman band legendaris Scorpion adalah Hannover?// Demi Piala Dunia/ para rocker tersebut akan secara khusus menggelar konser di kota ini///

2. Hannover memiliki stadion AWD Arena// Khusus untuk Piala Dunia/ nama Stadion  AWD Arena disebut WM Stadion Hannover/ atau  Stadion Piala Dunia Hannover//  Pasalnya/ Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) melarang penggunaan nama non-sponsor Piala Dunia di sekitar stadion// Daya tampung stadion ini tidak terlalu besar/ yakni hanya sekitar 45.000 penonton// Namun lokasinya sangat strategis/ dekat dengan pusat kota/ dan dari stasiun pusat hanya berjarak dua halte// Orang dapat turun di halte Waterloo-Platz/ lalu berjalan kaki selama lima menit// Stadion tua yang dulunya jarang diisi penonton/ kini telah direnovasi dan siap menjadi saksi/ pada empat pertandingan babak penyisihan grup/ dan satu babak perdelapan final// Tim nasional Italia akan bertemu timnas Ghana/ pada pertandingan pertama yang digelar di stadion Hannover/ 12 Juni mendatang///

3. Anda dijamin tak akan tersesat/ bila berwisata ke Hannover// Kota berpenduduk setengah juta orang ini/ memiliki pita penunjuk jalan sepanjang 4,2 kilometer// Pita merah yang direntangkan di jalanan ini/ mengantar turis ke-tiga puluh enam obyek wisata seperti Gedung Opera/ Museum Kestner/ Taman Barok Herrenhausen atau ke Maschsee// Obyek wisata lain yang asyik dilihat di Hannover antara lain kota lama/ seperti Istana Leine/ Gedung Parlemen Niedersachsen (baca:)/ dan Balai Kota Lama// Semua obyek wisata tadi/ dapat dicapai cuma dalam waktu 10 menit/ dengan berjalan kaki dari stasiun// Kota Hannover  seringkali menggelar pameran dan berbagai kongres internasional/ dan menjadi terkenal dengan diadakannya pameran internasional EXPO tahun 2000// Dan kelezatan Salad Asparagus/ serta Museum Trem/ adalah dua hal yang wajib dicari para turis/ karena keduanya/ adalah ciri khas ibu kota negara bagian Niedersachsen (baca:) ini///

München

1. Munchen telah menjadi tuan rumah/ bagi begitu banyak ajang olahraga tingkat dunia// Ajang yang paling berkesan/ mungkin adalah Olimpiade tahun 1972// Namun bagi masyarakat Jerman/ München/ yang berpenduduk 1,26 juta orang ini/ diingat sebagai kota penyelenggara/ final Piala Dunia 1974/ saat Jerman Barat mengalahkan Belanda dengan skor 2-1// Dan kini/ kota industri dengan laju pertumbuhan ekonomi yang sangat tinggi ini/ akan menjadi tuan rumah/ dalam Kongres Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA)/ yang akan digelar sebelum Piala Dunia//Di ibukota negara bagian Bayern ini nantinya akan digelar pesta penggemar sepakbola/ selama berlangsungnya Piala Dunia 2006// Pesta GRATIS ini akan berlangsung tepatnya di sebuah taman bernama Olympia Park// Dan kebetulan/ Olympia Park ini letaknya berdekatan/ dengan Stadion Olympia/ dimana tim nasional Jerman/ menjuarai Piala Dunia untuk kedua kalinya///

2. Kota Munchen baru saja memiliki stadion Allianz-Arena/ yang memang dibangun untuk penyelenggaraan Piala Dunia 2006// Stadion yang dibangun kurang dari 3 tahun ini/ tergolong salah satu stadion yang paling modern di Eropa// Diresmikan tanggal 30 Mei 2005// Desain stadion Allianz-Arena yang futuristik/ menjadikannya tampak seperti sebuah pesawat UFO yang biasa muncul di film fiksi-ilmiah Hollywood// Material yang membungkus stadion ini/ dapat memantulkan sinar cahaya dari dalam stadion// Uniknya/ cahaya stadion akan berubah/ sesuai jadwal pertandingan yang berlangsung// Maka jangan heran/ jika biaya pembangunan stadion berkapasitas 66.000 tempat duduk ini/ mencapai 340 juta Euro/ atau sekitar 4,3 trilyun rupiah// Selama Piala Dunia bulan Juni dan Juli mendatang/ stadion Allianz-Arena ini harus mengalami penyesuaian nama/ menjadi FIFA World Cup Stadion Munchen// Dan stadion ini mendapat kehormatan untuk menggelar pertandingan pembukaan antara Jerman dengan Kosta-Rika// serta dua pertandingan di babak perdelapan- dan semi final///

3. Sering dianggap sebagai kota termahal di Jerman/ kota München terkenal dengan sosisnya// Makanan khas/ yang terbuat dari daging dan rempah-rempah ini/ memiliki rasa hambar dan lunak saat dikunyah// Mungkin karena sosis khas München ini direbus/ bukan dibakar sebagaimana biasanya// Sosis putih khas kota Munchen ini/ biasa dihidangkan bersama roti Brezel dan saus Mustard manis// Saus mustard jenis ini/ hanya bisa anda dapatkan di kota München// Panitia Piala Dunia juga akan menyambut sekitar setengah juta penggemar sepakbola/ dengan kedai-kedai minum terbuka// Kebiasaan meminum bir/ memang sudah menjadi bagian hidup warga kota München// Setiap tahunnya/ kota ini menggelar pesta rakyat terbesar di dunia/ di mana setiap orang akan menenggak puluhan liter bir/ sebagai tanda partisipasi// Pesta rakyat ini dikenal dengan nama Oktoberfest///

*Catatan: Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di Radio Maraghita Bandung pada bulan Juni 2006, tepat saat penyelenggaraan Piala Dunia 2006 di Jerman. Blitz News adalah salah satu program Radio Maraghita dalam menyambut Piala Dunia 2006. Saat itu penulis bertugas merangkum sejarah Piala Dunia dan persepakbolaan dunia dari sumber berbahasa Inggris menjadi informasi singkat untuk radio.

Blitz News Legenda Bola

Blitz News Legenda Bola*

Selasa, 20 Juni 2006

FRANZ BECKENBAUER

Sang Kaisar// Begitulah julukan dunia bagi seorang Franz Beckenbauer// Beckenbauer mengawali piala dunianya dengan debut yang menawan pada Piala Dunia 1966 di Inggris// Sayangnya/ saat itu Jerman dikalahkan tuan rumah di babak final dengan skor 2-4//

Sang Kaisar memperlihatkan dirinya sebagai pemain bola yang total pada Piala Dunia 1970// Saat melawan Italia di babak semifinal/ sendi bahunya cedera// Namun ia masih tetap bermain/ dengan satu tangan dibalut perban// Meski akhirnya Jerman kalah tipis atas Italia/ dengan skor 3-4/ penampilan pemain asal klub Bayern Munchen itu berbuah manis// 27 tahun kemudian/ sebuah surat kabar Perancis/ melakukan survei terhadap 50 bintang sepak bola internasional// Hasilnya/ partai semi-final Piala Dunia 1970/ terpilih sebagai “Pertandingan Abad Ini”//

Piala Dunia 1974 menjadi puncak perjuangan Beckenbauer/ setelah memimpin Jerman menundukkan Belanda di final// Lalu/ mantan pemain bek terbaik Jerman ini/ memulai debutnya sebagai pelatih tanpa sertifikat/ pada Piala Dunia 1986// Sayangnya/ saat itu Jerman dikalahkan Argentina di final//

Empat tahun kemudian/ untuk pertama kalinya dalam sejarah Piala Dunia/ dua tim yang sama bertemu kembali dalam pertandingan final// Namun kali itu/ Jerman berhasil membalas dendam/ dengan mengalahkan Argentina// Sang Kaisar mengundurkan diri sebagai pelatih/ setelah 36 kemenangan/ dari 66 pertandingan///

Rabu, 21 Juni 2006

BOBBY CHARLTON

Dilahirkan di Ashington/ Bobby Charlton dikenal berkat kecepatannya sebagai gelandang/ dan tendangannya yang kencang// Legenda yang mengawali karirnya di klub Manchester United ini/ seringkali mencetak gol indah dalam sejarah karir sepakbola Inggris// Bobby berhasil membawa nama MU/ pada era 60an//

Bergabung dengan MU selama 17 tahun/ sepanjang karirnya Bobby berhasil memenangkan tiga gelar liga premier/ piala FA/ dan Liga Champion 1968//

Bobby menjadi perhatian dunia saat bermain sempurna/ dan sukses melumat Brasil/ di Piala Dunia 1966// Setelah itu dia memborong seluruh gol/ saat mengalahkan Portugal 2-1 di semifinal// Timnas Inggris yang saat itu menjadi tuan rumah/ kemudian berhasil menumbangkan Jerman Barat dengan skor 4-2/ di babak final//

Mencetak 49 gol dalam 106 penampilan internasional/ Bobby resmi pensiun dari sepakbola pada tahun 1973// Pria Inggris ini memulai karir baru sebagai manajer di Preston NE/ menjadi Direktur di Wigan Athletic/ dan sejak 1984/ diangkat menjadi Direktur Manchester United// Bobby  mendapat gelar CBE pada 1974 dan Knighthood pada 1994 dan hingga kini menjadi duta klub setan merah itu///

Sabtu, 24 Juni 2006

PELE

Edson Arantes Do Nascimento/ atau biasa dikenal dengan nama Pele/ adalah satu-satunya pemain di muka bumi ini/ yang berhasil meraih tiga gelar juara piala dunia// Legenda hidup ini memulai debutnya/ sebagai pemain inti klub Santos/ saat usianya belum genap 16 tahun//

Piala Dunia 1958 menjadi saksi debut Pele di kancah internasional// Pele mencetak gol pertama di ajang Piala Dunia/ saat melawan Wales/ di perempat final// Ia kemudian mencetak hattrick di semifinal saat melawan Perancis// Dua gol lagi dicetaknya di partai final/ mengantarkan kemenangan Brasil atas tuan rumah Swedia dengan skor telak 5-2// Hasil ini/ mencatat Brasil sebagai tim yang menang telak/ dalam  sejarah partai grand-final Piala Dunia hingga kini//

Piala Dunia 1958 juga menobatkan Pele/ sebagai pemain termuda dengan usia 17 tahun// Ia mengalahkan rekor pencetak gol termuda Manuel Rosas/ pemain Meksiko yang masih berusia 18 tahun saat Piala Dunia 1930//

Pele kembali menjadi tokoh penting saat Brasil mempertahankan gelarnya/ pada Piala Dunia 1962 di Chili// Sayangnya/ cedera yang dialaminya/ membuat Brasil tersungkur di babak pertama Piala Dunia 1966// Empat tahun kemudian/ Pele menebusnya dengan merebut jawara Piala Dunia 1970/ setelah mempermalukan Italia dengan skor 4-1 pada partai final// Kemenangan ini/ merupakan penampilan terakhir Pele untuk tim Brasil// Ia mengakhiri karirnya dengan catatan spektakuler/ yakni 77 gol dari 92 penampilan internasionalnya///

JUSTE FONTAINE

Juste Fontaine/ akan selalu dikenang sebagai salah satu legenda sepak bola/ usai berhasil menjadi pemain favorit/ mengalahkan Pele di Piala Dunia 1958// Saat itu/ striker Prancis kelahiran Maroko ini sukses mencetak 13 gol/ termasuk empat gol dalam perebutan Juara III melawan Jerman Barat//

Prestasi yang luar biasa ini sangat mengejutkan publik// Pasalnya/ kala itu Fontaine hanya masuk tim/ setelah striker Rene Biliard cedera menjelang ajang Piala Dunia yang berlangsung di Swedia itu// Namun/ Fontaine membuktikan diri sebagai striker yang gesit/ dengan catatan 30 gol dari total 21 main//

Sayang sekali karirnya hanya sekejap// Fontaine mengalami cedera patah kaki saat usia 27// Karenanya/ ia memutuskan berkarier sebagai Presiden Persatuan pemain Prancis///

GIUSEPPE MEAZZA

Pemain legendaris Giuseppe Meazza menjadi pemain Italia yang pertama kali tenar di seluruh dunia/ dan menjadi pemain yang memiliki personal sponsor// Saat berusia 17 tahun/ striker Milano ini mengawali kariernya sebagai center-forward/ di klub Inter Milan// Setahun kemudian Meazza sukses mencetak 33 gol/ pada musim 1929/30//

Pesepakbola yang terlahir pada 23 Agustus 1910 ini/ sukses menorehkan prestasi Itali di ajang Piala Dunia 1934// Pada Piala Dunia 1938 di Perancis/ Meazza memimpin Italia mempertahankan gelar juara setelah menumbangkan Hongaria/ dengan skor 4-2//

Selama Perang Dunia I/ Meazza sempat bermain untuk Juventus dan Varese/ sebelum akhirnya pindah ke Atlanta untuk satu musim pada 1945// Setelah itu/ Meazza memulai karier sebagai manajer Inter//

Giuseppe Meazza meninggal pada 1978/ di usia 69 tahun// Setahun kemudian/ namanya diabadikan menjadi nama stadion Milano/ menggantikan San Siro// Sepanjang karier profesionalnya/ Meazza mengumpulkan total 355 gol///

*Catatan: Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di Radio Maraghita Bandung pada bulan Juni 2006, tepat saat penyelenggaraan Piala Dunia 2006 di Jerman. Blitz News adalah salah satu program Radio Maraghita dalam menyambut Piala Dunia 2006. Saat itu penulis bertugas merangkum sejarah Piala Dunia dan persepakbolaan dunia dari sumber berbahasa Inggris menjadi informasi singkat untuk radio.

Blitz News USA 1994

Blitz News USA 1994*

Jumat, 16 Juni 2006

1. Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat/ menyisakan sejarah kelam dalam dunia sepak bola// Sebuah tragedi terjadi di Medellin/ Kolumbia/ pada 2 Juli 1994// Pemain bertahan Kolumbia/ Andreas Escobar/ dibunuh dengan 12 tembakan di depan sebuar bar// Sepuluh hari sebelumnya/ pemain berusia 27 tahun itu/ membuat Kolumbia tersingkir/ di babak penyisihan// Gol bunuh diri yang dilakukannya/ menyebabkan kekalahan Kolumbia/ dari Amerika Serikat/ dengan skor 1-2// Peristiwa berdarah itu/ adalah tindakan balas dendam Mafia Narkotika/ yang diperkirakan memasang nilai taruhan tinggi/ untuk timnas Kolombia/ setelah terus menerus menang dalam 31 pertandingan sebelumnya///

2. Piala Dunia 1994 juga dihebohkan oleh ulah sang legenda/ Diego Armando Maradona/ yang terbukti menggunakan doping// Pelatih Argentina Alfio Basile/ sempat terpesona pada sang kapten Maradona/ setelah ia berhasil menurunkan sepuluh kilogram berat badannya/ dan menampilkan performa yang prima// Namun kala itu/ sang legenda hanya bisa menyihir di dua pertandingan pertama/ melawan Yunani dengan skor 4-0/ dan Nigeria 2-1// Pihak pengawas doping/ akhirnya memang menemukan obat perangsang dalam air seni Maradona// Namun/ ia tidak mengakui tuduhan tersebut/ dan menganggap dirinya sebagai korban FIFA// Penyerang cebol itu/ akhirnya diskorsing selama 15 bulan// Sang jenius sepak bola lalu mengakhiri Piala Dunia keempat dan terakhirnya itu/ sebagai/ komentator pertandingan// Stasiun televisi Canale (baca:Kanal) 13/ mengontrak sang pengguna doping/ dengan bayaran 1,5 juta Dolar/ atau sekitar 4,5 milyar rupiah saat itu///

3. Pada piala dunia 1994/ untuk pertama kalinya sejak 24 tahun/ tim samba Brazil akhirnya mampu menembus babak final/ dan merebut gelar juara untuk keempat kalinya// Kemenangan ini merupakan kemenangan pertama tim samba/ setelah 24 tahun kandas sebelum babak final// Sementara itu/ timnas Italia/ harus mengakui keunggulan Brazil/ dengan skor 2-3/ dalam adu penalti pada pertandingan final di Pasadena/ Los Angeles// Dan untuk pertama kalinya/ dalam sejarah final Piala Dunia harus diakhiri dengan drama adu pinalti//

Sedangkan pemegang tiga kali gelar juara Piala Dunia saat itu/timnas Jerman/ sudah harus mengepak koper setelah tersungkur di babak perempat final// Inilah hasil terburuk tim Jerman sejak 1978///

*Catatan: Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan di Radio Maraghita Bandung pada bulan Juni 2006, tepat saat penyelenggaraan Piala Dunia 2006 di Jerman. Blitz News adalah salah satu program Radio Maraghita dalam menyambut Piala Dunia 2006. Saat itu penulis bertugas merangkum sejarah Piala Dunia dan persepakbolaan dunia dari sumber berbahasa Inggris menjadi informasi singkat untuk radio.

Lebih Dekat dengan Freddy Mudjiantono (4/4)

Tak Kuat di Dunia Hukum

SELEPAS SMA, Freddy Mudjiantono merantau ke Kota Kembang. Di tahun 1977 ia tinggalkan sang ibu tercinta dan Kota Apel untuk mengenyam bangku kuliah. Fakultas Hukum Unpar menjadi pilihannya menuntut ilmu. Selama merantau, Freddy menghidupi dirinya secara mandiri. Dengan temannya, ia mencoba memulai bisnis jual-beli kain. Saat itu ia membeli kain dari Pasar Baru untuk dijual ke pembeli di Surabaya. Kasarnya, selama kuliah ia menjadi ‘calo kain’ yang siap bolak balik Bandung-Surabaya.

Lulus kuliah tahun 1985, ia dan rekannya yang kebetulan juga bernama Freddy, mendirikan kantor pengacara bertempat di Dipati Ukur 76A. Tempat ini kini terkenal dengan nama Vilour Sport. Namun, Freddy & Freddy Associate, nama kantor tersebut, hanya bertahan selama satu tahun. Ia mengakui ketidakcocokan dirinya bekerja sebagai lawyer saat itu. Padahal, selama kuliah ia mengaku sangat menikmati belajar ilmu hukum. Ternyata, menurut Freddy, kenyataan di lapangan tidak serupa dengan apa yang ia pelajari di bangku kuliah.

“Saat itu susah untuk bertahan di dunia pengacara. Hukum kita ketika itu, tidak ditentukan oleh hukum, melainkan oleh individu-individu penguasa, dan uang,” sesalnya merujuk pada rezim Orde Baru.

Selain itu, tambahnya, ia mengakui dirinya kurang memiliki fighting spirit (semangat juang-red) yang teguh. Hal ini dipengaruhi pula oleh pengalaman-pengalaman yang kurang menyenangkan yang Freddy alami ketika menjadi pengacara saat itu.

“Karena membayar dengan harga tinggi, klien-klien ketika itu mungkin merasa memiliki si pengacara. Akibatnya, tak jarang klien yang berbuat seenaknya. Contohnya, tengah malam menelepon atau mendatangi saya untuk membicarakan kasus. Jujur saja, mental saya tidak kuat menghadapi hal-hal seperti itu,” tandas pengusaha sukses yang diakui dunia internasional tersebut. (uwa/job-3)

*Feature dimuat di Harian Radar Bandung, pada rubrik Tokoh, Minggu, 26 Februari 2006.

Lebih Dekat dengan Freddy Mudjiantono (3/4)

Sempat Ditolak Karena Tak Anti-Racun

TAK banyak yang tahu bahwa Vilour juga bergerak di bidang industry kayu. Awalnya, seorang teman Freddy dari Palu membawa sebongkah kayu ebony. Melihat kayu yang memiliki tekstur indah itu, ia langsung jatuh hati.

Ebony merupakan satu-satunya kayu yang berat jenisnya melebihi berat jenis air sehingga ebony tidak akan muncul di permukaan air. Keistimewaan inilah, yang kemudian menuntun Freddy terjun ke bisnis industri kayu.

Desember 1998, terciptalah Vilour divisi kayu di Gunung Batu, Cimahi. Sedangkan showroom meubelnya sendiri berada di kawasan Gegerkalong Bandung, satu gedung dengan perusahaan country milik Freddy dan Tantowi Yahya, PT Adjani Cipta Usaha. Vilour divisi kayu tersebut, diakui Freddy, telah memiliki kantor cabang di Jakarta, Yogyakarta, Bali, dan Pekanbaru.

Salah satu produk andalan Vilour divisi kayu adalah ihai, dan merupakan satu-satunya produk Vilour yang diekspor ke luar Indonesia, yakni Jepang. Ihai adalah papan nama layaknya nisan yang biasa digunakan penganut agama Shinto saat mendoakan kerabatnya yang telah meninggal dunia.

Ide memproduksi ihai, menurut Freddy, muncul saat seorang tamu dari Jepang datang padanya seraya membawa ihai dan mencari kayu yang cocok sebagai bahan dasar ihai. Saat itu, di benaknya hanya kayu ebony yang terpikir akan cocok dan disukai konsumen dari Jepang.

Dengan mempekerjakan tukang ukir dari Jepara, Freddy membuat dan mengirimkan 500 buah ihai ke negara sakura tersebut. Namun, setelah sampai ke Jepang, mereka menolak dan langsung mengembalikan ke Indonesia. Kerugian Vilour saat itu mencapai 30 juta rupiah.

“Pasalnya, mereka menginginkan pelapis ihai yang anti-racun. Terlebih saat mendoakan kerabat yang meninggal, air mata sering jatuh pada permukaan ihai dan memunculkan reaksi kimia tertentu,” tutur Freddy yang tidak menyesalkan kerugian tersebut karena baginya, hal itu merupakan pembelajaran yang sangat berharga bagi kelangsungan produksi ihai selanjutnya.

Setelah kejadian itu, Freddy merombak habis 500 ihai yang dikembalikan tersebut, dan melakukan finishing touch sesuai keinginan konsumen Jepang. Hasilnya, sampai saat ini Vilour mengirim lebih dari seribu buah ihai ke Jepang setiap bulannya.

“Kami memproduksi 12 grade ihai yang disesuaikan dengan tingkat ekonomi warga Jepang. Di sana, pilihan ihai menentukan kondisi ekonomi pembelinya. Semakin kaya seseorang maka ihai yang dipajang akan semakin bagus dan mahal. Otomatis, tekstur ebonynya semakin indah,” tutur mantan pengacara ini. (uwa/job-3)

*Feature dimuat di Harian Radar Bandung, pada rubrik Tokoh, Minggu, 26 Februari 2006.

Lebih Dekat dengan Freddy Mudjiantono (2/4)

Si Pecinta Musik Country

Jangan heran bila sosok Freddy Mudjiantono tertangkap di layar televisi. Terutama pada acara hiburan yang membawakan musik country di sebuah stasiun televise negeri. Pasalnya, suami Esther Suryani ini menggemari musiknya para cowboy ini sejak duduk di bangku SMP.

Freddy tak puas dengan hanya menjadi penikmat country. Bersama entertainer kondang Tantowi Yahya, ia mendirikan perusahaan yang bergerak di seputar musik country, bertempat di kawasan Gegerkalong Bandung. Dimulai tahun 2002 lalu, bernaung di bawah bendera PT Adjani Cipta Usaha, mereka menggeluti bisnis jual-beli baju, sepatu, dan asesoris bernuansa country serta cowboy.

Tak hanya sampai disitu kecintaan seorang Freddy terhadap musik khas Amerika tersebut. Bulan Agustus tahun lalu, ia membangun kafe Rumah Payung di daerah Bandung Utara. Rencananya, ia ingin membuat sebuah country club, untuk menampung komunitas pecinta country.

“Namun, saya rasa itu terlalu eksklusif. Karenanya, saya mengalihkan sasaran. Saya membidik mahasiswa sebagai customer yang potensial. Ini karena kafe-kafe berpemandangan bagus dengan harga makanan yang murah sedang menjadi trend di kalangan mahasiswa Bandung,” ungkap ayah dari tiga anak ini.

Alih-alih membangun sebuah country club, Freddy memilih untuk membangun galeri country. Pembangunan galeri yang juga bertempat di wilayah Rumah Payung tersebut, ia harapkan akan selesai bulan Maret mendatang.

“Selain itu, saya merencanakan acara hiburan musik country di Rumah Payung ini. Seminggu sekali akan ada live music country dan sebagian lantai kafe akan diatur menjadi lantai dansa,” ujarnya bersemangat. (uwa/job-3)

*Feature dimuat di Harian Radar Bandung, pada rubrik Tokoh, Minggu, 26 Februari 2006.

Lebih Dekat dengan Freddy Mudjiantono (1/4)

Bermula dari Kaos Cama-Cami

Siapa yang tak kenal Vilour Sport? Seorang Zaenal Arif, striker Persib Maung Bandung, tentunya mengenal label di balik kaos tim andalannya. Bahkan, sang Paolo Maldini mengenakan Vilour saat bertanding untuk negaranya, Italia, pada pesta sepakbola Piala Dunia 1998 lalu.

Tak sedikit yang terkecoh, meyakini Vilour Sport merupakan produk dari luar tanah air. Padahal, penciptanya adalah anak bangsa yang dengan gigih merintis dari nol untuk mencapai sebuah kesuksesan.

Bagaimana seorang Freddy Mudjiantono mengantarkan nama Vilour Sport ke dunia internasional? Untuk mengenal lebih dekat sosok sarjana hokum ini, penulis telah mewawancarainya di kafe miliknya di daerah Bandung Utara, Rumah Payung, Rabu (22/2) lalu. Berikut petikan wawancaranya:

Background pendidikan Anda adalah hokum, bagaimana bisa terjun ke bidang konveksi?

Selepas SMA, saya memutuskan untuk kuliah di Bandung. Ketika itu, ayahanda baru meninggal dunia. Karenanya saya merantau dengan bertekad bisa membiayai hidup diri sendiri. Tahun 1977 saya memulai hidup sebagai mahasiswa Hukum Universitas Parahyangan (Unpar).

Setelah setahun kuliah, saya diajak bisnis oleh rekan saya, Lucas Budiono. Kami menjadi calo kain yang harus siap bolak-balik Bandung-Surabaya. Ketika itu, saya baru mengetahui bahwa Bandung memiliki sentra kain murah yang berjualan kain per kilo di Pasar Baru.

Karena saya dikenal sebagai calo kain itulah, ketika kampus mengadakan ospek, saya ditunjuk untuk mengurus kaos untuk calon mahasiswa-calon mahasiswi (cama-cami). Saya ditugaskan membuat 500 potong kaos berwarna merah (simbol warna jurusan Hukum Unpar-red) untuk 430 cama-cami dan panitia ospek.

Kebetulan, di depan kos saya di Jalan Bungsu, berdiri pabrik kaos. Saat itu kaos yang bermodalkan Rp. 600,- saya jual dengan harga Rp. 900,-. Jumlah tersebut melebihi uang sewa kost saya yang sebesar Rp. 3000,- per bulan.

Setelah itu, bagaimana Anda merintis perusahaan konveksi yang kini menjadi dikenal dunia internasional?

Tahun 1983 saya mencoba mengontrak tempat usaha, bertempat di jalan Dipati Ukur 76A. Ketika itu saya masih kuliah. Karenanya, saya hanya mampu membeli dua buah mesin jahit bekas, dan menggaji dua pegawai. Saya pun sering turun tangan pada proses pemotongan kaos.

Setelah menikah pada tahun 1984, saya mulai serius menekuni bisnis ini. Karenanya, setelah lulus kuliah pada tahun 1985, saya mendirikan sebuah badan hokum bernama CV Kartika. Di bawah bendera CV Kartika, saya mendapat order-order besar diantaranya dari Pindad, Telkom, Krakatau Steel, serta Pos dan Giro. Bahkan PJKA (kini PT. KAI) mempercayakan saya menyediakan kaos pegawai selama lima tahun berturut-turut.

Awal mulanya Vilour Sport?

Selama beberapa tahun, saya belum terpikir untuk memberikan merk pada produk saya. Namun saya sadar, produk saya belum dikenal banyak orang karena tidak berlabel. Karenanya, pada tahun 1987 saya membuat label ‘Visi Laurencia’ yang bermakna ‘kemenangan orangtua’.

Namun teman saya Tony Iskandar memberi masukan agar mengubah merk tersebut karena pengejaannya cukup sulit. Maka, untuk menyederhanakan ‘Visi Laurencia’, terciptalah Vilour pada tahun 1988.

Di bawah label Vilour, perusahaan semakin berkembang. Pada tahun 1995, akhirnya saya dapat mendirikan PT Vilour Promo Indonesia dengan kepemilikan saham tunggal.

Saat krisis moneter melanda Indonesia, perusahaan Anda tetap bisa bertahan. Apa kiat Anda mengatasi krisis kala itu?

Sebenarnya saya sempat khawatir atas kelangsungan hidup perusahaan kala itu. Saat krisis tahun 1997, perusahaan-perusahaan besar seperti Astra dan Good Year berhenti meng-order. Apalagi perusahaan menengah ke bawah. Saat itu, yang paling mengganggu pikiran saya adalah nasib para karyawan saya yang telah mencapai 400 orang. Saya tidak mungkin memberhentikan mereka.

Kebetulan pula, seorang teman yang berasal dari Italia, memberi saya jalan yang kelak menyelamatkan perusahaan saya. Ia adalah Prabutio Forlanine, konglomerat di Milan yang memiliki sebuah Department Store di Indonesia.

Ketika itu, ia melihat produk-produk Vilour dan menilai bahwa kualitas Vilour tidak kalah dengan kualitas kaos di negaranya. Dengan bantuan Forlanine, pihak Nike sebagai sponsor kesebelasan Italia tertarik pada Vilour dan akhirnya memberikan lisensi pada saya.

Tidak tanggung-tanggung order yang saya dapatkan ketika itu. Nike memesan 22.000 stel untuk pesta sepakbola Piala Dunia 1998 di Perancis. Jelas, keberhasilan ini sangat mempengaruhi perusahaan, baik secara financial maupun konseptual. Selain kebanggaan yang tidak terkira karena produk saya bisa menembus salah satu negara Eropa, juga terselamatkannya para karyawan Vilour.

Anda mengatakan, keberhasilan mengatasi krismon mempengaruhi perusahaan secara konseptual. Maksudnya?

Sejak awal perusahaan berdiri, kami mempunyai misi sebagai perusahaan advertising material promotion. Jadi, kami hanya menerima order sebagai media promosi, misalkan membuat kaos panitia saat suatu perusahaan menyelenggarakan kegiatan. Namun, setelah mendapat order kaos tim kesebelasan Italia, saya jadi membuka peluang sebesar-besarnya untuk membuat kaos tim sepakbola.

Karena itu, Vilour kini mensponsori Persib?

Sebelum mempercayakan kaos tim pada Vilour, Persib telah menggunakan label mancanegara. Saat itu saya terus menerus berpikir, mengapa saya bisa menembus Italia, tapi kok kesebelasan lokak harus disponsori oleh produk luar?

Saat itu, kalau tidak salah tahun 2001, Persib masih di bawah binaan Bapak Aa Tarmana. Melalui manajer Persib saya mengutarakan pikiran saya tersebut. Setelah mereka melihat produk Vilour, akhirnya saya dipercaya untuk menyediakan kaos tim, sepatu, sampai asesoris Persib.

Adakah target Vilour Sport di masa depan?

Selain masih menangani kaos tim Persib, tahun ini kami juga dipercaya untuk menyediakan kaos tim bagi Persebaya, Persikab, dan PSPS Pekanbaru. Sementara itu, target jangka panjang Vilour Sport yakni menembus Asia, terutama Jepang, Malaysia, dan Thailand. (uwa/job-3)

*Feature dimuat di Harian Radar Bandung, pada rubrik Tokoh, Minggu, 26 Februari 2006.

Ricky Zuardi, Jajaka Cimahi yang Ingin Jadi Penulis Novel (2-Habis)

Ricky Zuardi, Jajaka Cimahi yang Ingin Jadi Penulis Novel (2-Habis)

Nyukcruk Galur’ Aditya Mulya, Semangat Bikin Novel Sendiri

Saluyu Ngawangun Jati Mandiri. Slogan Kota Cimahi yang terlontar dari mulut Ricky Zuardi, menghantarkannya untuk menyandang predikat Juara I Jajaka Kota Cimahi 2005. Prestasi dan karir pria berkulit putih ini di kancah modelling, baik sebagai model maupun instruktur agensi dan koreografer, tidak lantas membuatnya puas. Apa rencana Ricky selanjutnya?

Laporan Ilham Primadianti & Hadi Wibowo

POSTUR tubuhnya proporsional. Wajar bila banyak yang menganggap, ia melakoni serangkaian latihan fisik demi membentuk tubuh yang ideal. Namun ternyata, pemilik tinggi tubuh 177 sentimeter dengan berat badan 70 kilogram ini tidak secara rutin berolahraga.

“Sebelum pindah ke Jakarta, saya memang rutin bermain basket dan fitnes. Tapi sejak menetap dan bekerja di Jakarta, saya tidak sempat berolahraga secara rutin. Untuk itu, saya beralih menjadi vegetarian,” ungkapnya saat ditanya bagaimana menjaga agar tubuh tetap bugar.

Pilihannya menjadi vegetarian sempat mempersulitnya saat dikarantina untuk menghadapi Pasanggiri Mojang Jajaka Cimahi, tahun 2005.

“Agak menyulitkan bagi saya karena saat karantina, makanan yang tersedia semuanya daging,” ungkap pemuda yang membuka usaha rumah makan ini.

Pekerjaan sebagai instruktur agensi, telah dilakoninya sejak lima tahun lalu. Profesi koreografer pun pernah dirambahnya. Namun, ternyata itu belum cukup bagi seorang Ricky.

“Menjadi penulis novel adalah keinginan terbesar saya saat ini,” tutur pemuda penggemar novel-novel karya Adhitya Mulya.

Ambisinya kian meluap saat dirinya mengikuti casting pemeran “Olip” pada film “Jomblo”, sebuah film karya sutradara muda Hanung Bramantyo. Film ini diadaptasi dari novel Adhitya Mulya dengan judul yang sama.

Kendati gagal lulus casting, Ricky malah semakin bersemangat menerbitkan novel hasil karyanya. “Saya mengangkat cerita bertemakan komedi cinta. Mudah-mudahan paling lambat bulan depan, akan saya ajukan ke penerbit,” tutur pemeran pendukung sinetron “Saras 008” dan “Model Impian” ini.

Selain menjadi penulis novel, target Ricky selanjutnya adalah berakting di layar perak dan mengembangkan band musiknya dimana ia menjadi sang vokalis.

“Tahun ini, saya ingin menyelesaikan kuliah. Karena sempat cuti lama, saya harus mengajukan judul baru untuk skripsi,” tandas mahasiswa Teknik Industri Universitas Padjadjaran (Unpas) ini.(**)

*Feature dimuat di Harian Radar Bandung, pada suplemen 100% Cimahi, Kamis, 16 Februari 2006.

Ricky Zuardi, Jajaka Cimahi yang Ingin Jadi Penulis Novel (1)

Ricky Zuardi, Jajaka Cimahi yang Ingin Jadi Penulis Novel (1)

Tak Terpikir Jadi Model, Sebelumnya Pemain Basket

Jawara Jajaka Kota Cimahi tahun 2005 ini telah menggeluti dunia model sejak kelas 2 SMA. Padahal, menjadi seorang model tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Kini, ia merambah ke balik panggung menjadi instruktur model agensi sekaligus koreografer. Apa yang dilakukannya?

Laporan: Ilham Primadianti & Hadi Wibowo

KALEM. Itulah kesan yang tertangkap dari sosok Ricky Zuardi. Putra kedua dari pasangan H Acep Sutendi (alm) dan Hj. Elly Sutriati ini menuturkan, ambisinya ketika masih remaja adalah bermain basket. Namun sang Ibu melihat bakat dan potensi Ricky di bidang lain.

Pada 1999, Hj Elly mendaftarkannya ke Sena Modelling School. Sebuah sekolah model yang bermarkas di daerah Cibeureum. Ketika itu, pemuda kelahiran 19 September 1982 ini masih duduk di bangku SMA.

Tak disangka, pada tahun itu pula Ricky berhasil lolos sebagai finalis Coverboy sebuah majalah terkemuka di Indonesia. Selanjutnya, berbagai tawaran show dan modelling membanjirinya. Aktivitas yang semakin padat itu membuat pemuda berkulit putih ini mengundurkan diri dari keanggotaan Klub Hartec, klub basketnya saat itu.

Berbagai iklan produk telah ia bintangi. Meski sebagai pemeran pendukung, dunia sinetron pun telah dirambahnya. Terlebih lagi, pemuda pemilik nama asli Ricky Agung Satiadi ini tertarik menjadi instruktur agensi model.

Pada 2001, ia mulai menikmati pekerjaannya di Sena Modelling School. Selain menjadi instruktur agensi model di sekolah yang mengembangkan potensinya itu, ia juga menjadi koreografer di Arvi Modelling School, Jakarta.

Kesibukan di dunia entertainment tentunya membuat pemilik tinggi badan 177 sentimeter ini merasa perlu menentukan prioritas. “Jarak Bandung-Jakarta yang jauh, cukup menghambat aktivitas saya. Karena itu, tahun lalu saya memutuskan untuk cuti kuliah dan pindah ke Jakarta,” ujar mahasiswa Teknik Industri Universitas Pasundan (Unpas) ini.

Sepulangnya dari ibukota, Ricky iseng mendaftarkan diri ke Pasanggiri Mojang-Jajaka Kota Cimahi. Padahal, hari itu merupakan hari terakhir pendaftaran. Tak disangka, ia berhasil menjadi juara pertama Jajaka Kota Cimahi tahun 2005.

Apa yang membuat alumni SMAN 1 Cimahi ini memenangkan pasanggiri? Ternyata, dari tiga besar finalis, hanya Ricky yang dengan cepat menjawab pertanyaan dari walikota Cimahi tentang slogan Kota Cimahi, Ngangawung Jati Mandiri. (bersambung)

*Feature dimuat di Harian Radar Bandung, pada suplemen 100% Cimahi, Rabu, 15 Februari 2006.

Tak Perlu Kursus Mahal untuk Jadi Penyanyi

Tak Perlu Kursus Mahal untuk Jadi Penyanyi

Cukup Tak Makan Gorengan, Minum Air Asem dan Embun

Siapa bilang untuk menjadi seorang juara lomba menyanyi, harus belajar vokal di tempat kursus yang mahal? Yayang buktinya. Remaja berusia tiga belas tahun ini cukup belajar dari pelajaran seni musik yang diterimanya di sekolah. Selebihnya, ia melatihnya di rumah. Selain itu, siswa yang kini duduk di bangku kelas 7 SMPN 9 Kota Cimah ini juga kerap terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler seni musik di sekolahnya.

Laporan Ilham Primadianti

PERAN orangtua pun, tentu saja merupakan aspek yang sangat mendukung prestasinya. Ayahnya Nanang Dikdik Sodikin yang piawai dalam dunia seni teater, turut mengajarkan teknik penguasaan panggung, sedangkan sang Ibu bertugas mengurusi kostum panggung Yayang.

Namun yang terpenting, agar tidak demam panggung ia selalu berdoa sebelum tampil. Hal tersebut diakuinya agar lebih tenang dan dapat mengontrol suara. Saat ditanya tentang jenis lagu yang biasanya ia bawakan, dengan tersipu malu anak semata wayang ini menjawab pop dan dangdut.

Prestasi gadis yang menggemari mata pelajaran Bahasa Indonesia dan seni teater ini, patut diacungi jempol. Terakhir, dari dua puluh enam peserta Yayang berhasil menjadi juara II untuk kategori Lomba Menyanyi Solo pada acara “Januari Gelar Prestasi”, yang digelar 7 Januari lalu.

Tentang keberhasilannya itu, Yayang mengaku bahwa sebelumnya hanya berlatih selama dua hari. Namun, sehari-harinya ia terbiasa dengan meminum air asem dan air embun. Selain itu, ia juga menghindari makanan berminyak, sehingga suaranya bisa tetap fit, walaupun dipaksa menyanyi mendadak.

Ditanya soal cita-cita, gadis berambut panjang ini menjawab ingin menjadi penyanyi. “Tapi tidak sembarangan, saya ingin menjadi penyanyi sekelas Siti Nurhaliza,” tutur gadis penyuka cokelat ini. Cita-citanya ini didukung penuh oleh pelatih teaternya, Hendra Gunawan.

“Saya selalu menerapkan prinsip bahwa untuk menjadi seorang entertainer, tidak perlu tampil secara vulgar. Jangan sampai kalau menyanyikan lagu dangdut lalu terlihat norak,” ujar Hendra yang berpendapat bahwa performance dan olah pernafasan yang diajarkan di teater sangat membantu bagi mereka yang belajar vokal.

Hendra pun kerap mengingatkan kepada Yayang, jangan mudah tergiur tawaran-tawaran dari agen-agen pencari bakat. Sebab, pernah ada penipuan yang dialami salah seorang murid SMPN 9 yang ingin sukses dalam bidang hiburan dengan cara cepat. (**)

*Feature dimuat di Harian Radar Bandung, pada suplemen 100% Cimahi, Jumat, 3 Februari 2006.